Rabu, 01 Februari 2012

BUDIDAYA KACANG PANJANG
(VIGNA SINENSIS)


I. Pendahuluan
Kegiatan pertanian khususnya bidang hortikultura hampir semua kalangan masyarakat memanfaatkannya. Disamping dapat untuk menyalurkan hobi kegiatan ini juga dapat dijadikan mata pencaharan yang menghaslkan keuntungan. Komoditas hortikultura terutama sayur sejak lama telah dbuddayakan masyarakat, karena produk ini sangat dbutuhkan oleh masyarakat sebagai menu sehari-hari maupun digunakan oleh pengusaha sebagai barang yang sudah jadi, baik berbentuk makanan jadi maupun makanan yang sudah di olah.Kacang panjang merupakan salah satu komuditas sayuran yang penting,karenanya produk ini sangat di butuhkan oleh masyarakat.

A.    Nilai jual kacang panjang
Kacang panjang merupakan tanaman sayuran yang banyak dimanfaatkan baik oleh ibu rumah tangga maupun industri pengolahan yang membutuhkan dalam jumlah besa.Saat ini produksi buncis dalam negeri relatif masih rendah. Usaha-usaha peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan cara intensifikasi, antara lain penggunaan bibit unggul, perbaikan cara bercocok tanam, penggunaan zat pengatur tumbuh, dan penanganan pasca panen yang baik.
A.    Potensi dan Pengembangan kacang panjang

Kebutuhan masyarakat indonesia membutuhkan kacang-kacangan-kacangan 40 gr/hari, sementara penduduk Indonesia ditahun 1990 adalah sekitar 179.322.000 jiwa. Dengan demikian masih terdapat peluang untuk meingkatkan produksi buncis kita.


 C.        Tanaman kacang panjang mempunyai dua tipe pertumbuhan, yaitu :
.        Tipe membelit atau merambat
Tanaman tipe ini pertumbuhannya membelit atau merambat sehingga memerlukan turus atau lanjaran setinggi kurang lebih 2 meter.
 b.       Tipe tegak
Tanaman tipe ini biasanya berbentuk semak dan memiliki tinggi sekitar 30 cm. Ruas batangnya agak pendek, percabangannya rendah dan sedikit. Dengan demikian jenis ini termasuk yang disarankan untuk ditanam karena dengan tidak digunakannya turus dapat memperkecil biaya produksi.
Varietas buncis yang sudah banyak ditanam petani dan populer antara lain :
a.     Kacang panjang lokal karanganyar
                Varietas ini mempunyai polong kurang lebih sebesar jari anak-anak dengan penampang melintang berbentuk bulat. Panjang polong sekitar 15 cm dengan ujung agak melengkung dan berwarna hijau muda. Biji yang sudah tua berwarna putih.
b.     Kacang panjang
                Varietas ini mempunyai polong yang besar dan warna yang lebih muda.Penampang melintang polong agak bulat, lebar sekitar 2,5 cm dan panjangnya sekitar 25 cm. Biji yang sudah tua berwarna cokelat berbercak.

II.            SYARAT TUMBUH
A.. Tanah
               Kacang panjang dapat tumbuh dengan baik ditanam di dataran tinggi, yaitu sekitar 1.500-2000 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok adalah regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah regosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan di atas 1500 mm/tahun. Tanah regosol biasanya berwarna kelabu, cokelat, dan kuning, bertekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeabel. Derajat keasaman (pH) yang optimal untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 5,5 – 6.
B.   Iklim
a.     Curah Hujan
                Kacang panjang dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500 – 2.500 mm per tahun.  Tanaman ini paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang musim hujan) atau akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal kacamg panjang, fase pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujan terlalu tinggi.
b.     Suhu
                Suhu udara yang paling baik untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 20 – 25°C. Pada suhu kurang dari 20 °C tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat .
c.     Cahaya
                Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Umumnya kacang panjang membutuhkan cahaya matahari yang besar .
d.     Kelembapan udara
                Kelembapan yang diperlukan kacang panjang sekitar 45 – 50 % . Kelembapan ini agak sulit diukur, tetapi dapat diperkirakan dari suburnya.

III.           BUDIDAYA KACANG PANJANG
                Budidaya kacang panjang meliputi persiapan benih, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
a.     Persiapan Benih
                Benih kacang panjang harus benih yang baik, yaitu berasal dari tanaman yang baik pula. Benih yang baik memenuhi persyaratan tertentu, antara lain mempunyai daya tumbuh minimal 80 %, bentuknya utuh, bernas, warna mengkilat, seragam, tidak tercampur dengan varietas lain, dan bersih. Benih yag baik mempunyai daya tumbuh yang tinggi, dapat disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan seragam.Supaya benih dapat disimpan dengan bak perlu disimpan pada suhu  -10 °C dengan kelembapan relatif 45 – 50%. Kandungan air benih juga sangat menentukan terhadap daya simpan benih. Kandungan air yang baik untuk benih sekitar 14 %.
b.             Pengolahan Lahan
                Pengolahan tanah dilakukan dgn dibajak atau dicangkul. Untuk tanah keras dan padat pencangkulan dilakukan sebanyak tiga kali,untuk tanah gembur pencangkulan cukup dilakukan sekali .Untuk pemeliharaan perlu dibuat bedengan dengan ukuran panjang 5 m, lebar 1 m. Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan pemupukan dengan pemberian pupuk kandang atau kompos. Pemberian pupuk kandang dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur dan drainase optimal. Pupuk anorganik sebagai pupuk dasar dapat diberikan berupa Urea, TSP, dan KCl. Cara menempatkan pupuk kandang maupun pupuk anorganik adalah dengan menaburkan di sepanjang larikan.
c.             Penanaman
                Kacang panjang ditanam dengan pola pagar atau barisan karena penanamannya dilakukan pada bedengan. Pada pola ini, jarak antar tanaman lebih sempit dibandingkan antar barisan. Dengan cara ini memudahkan dalam proses pekerjaan, seperti pengairan, pemupukan dan panen.
                Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 50 cm,bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih sempit, yaitu 20 x 40 cm. Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar diperhatikan karena berhubungan dengan tersedianya air, hara, dan cahaya matahari.Selanjutnya adalah membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar lubang tanam yang dibuat dapat lurus, sebelumnya dapat diberi tanda dengan ajir, bambu, atau tali. Tempat yang diberi tanda tersebut yang ditugal. Kedalaman tugal 4 – 6 cm untuk tanah-tanah yang remah dan gembur, dan kedalaman 2 – 4 cm untuk jenis tanah liat.
d.             Pemeliharaan
                Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, pengairan, pengguludan, pemasangan turus, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1)    Pemupukan
                Pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman, karena hara yang disediakan tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Berkurangnya ketersediaan hara dalam tanah disebabkan adanya proses erosi, pencucian, evaporasi (penguapan), atau diserap oleh tanaman.
Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk organik dan pupuk kimia :             -Pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos dicampur dengan tanah bedengan sebanyak 15 – 20 kg/10 m2.                             - Pupuk anorganik yang diberikan berupa Urea, SP36, dan KCl masing-masing sebanyak 200 kg, 250 kg, dan 120 kg untuk tiap hektar.
2)    Pengairan
                Pengairan perlu dilakukan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, terutama pada umur 1 – 15 hari setelah tanam. Bila penanaman dilakukan pada musim hujan, maka yang perlu diperhatikan adalah masalah pembuangan airnya.
3)    Guludan
                Peninggian bedengan dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 20 dan 40 hari dan lebih baik dilakukan pada saat musim hujan.                         Tujuannya adalah untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya tanaman, dan memelihara struktur tanah.
4)    Pemasangan turus atau lanjaran
                Pemasangan turus atau lanjaran dilakukan untuk budidaya Kacang tanah tipe merambat. Turus atau lanjaran dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 4 cm. Setiap dua batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Pelaksanaan pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada saat tanaman berumur 2 minggu.
5)    Pemangkasan
                Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk memperbanyak tunas sehingga diperoleh bakal buah yg banyak. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu. Selain untuk memperbanyak ranting, pemangkasan juga ditujukan untuk mengurangi kelembapan.
6)    Pengendalian Hama
a)     Kumbang Daun
Bentuk tubuhnya oval, berwarna merah atau cokelat kekuning-kuningan, panjang antara 6 – 7 mm. Betina bertelur pada permukaan daun bagian bawah sebanyak 20 – 50 butir. Telur berwarna kuning, bentuknya oval, dan panjang 0,5 mm. Setelah 4 atau 5 hari larvanya akan keluar. Pupa berbentuk segi empat dan bergerombol pada daun, tangkai, atau batang Pengendalian dapat dilakukan dengan membunuh telur, larva, maupun kumbangnya menggunakan tangan. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Lannate L dan Lannate 25 WP.
b)     Penggerek Polong
                Gejala berupa kerusakan pada polong yang masih muda, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi, kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman. Kumbang berukuran kecil kurang lebih 12 mm, sayap mukanya panjang dan berbentuk segitiga, sedangkan sayap belakangnya lebar dan berbentuk bulat. Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman secara serentak, karena hama ini ada sepanjang tahun. Penyemprotan secara kimia dapat dilakukan menggunakan insektisida .
c)     Lalat Kacang
                Gejala serangan berupa adanya lubang-lubang pada daun dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupa batang yang membengkok dan pecah, kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, dan akhirnya mati. Serangan disebabkan oleh lalat Agromyza phaseoli, hama ini menyerang kacang panjang, kedelai, kecang hijau, dan kacang gude. Pengendalian dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saat pengolahan lahan. Yaitu dengan penyemprotan insektisida dapat dilakukan pada saat kacang panjang masih muda. Penyemprotan dilakukan sebanyak 2-3 kali sampai umur tanaman 20 hari, tergantung berat ringannya serangan.
d)     Kutu daun
                Gejala serangan terlihat pertumbuhannya menjadi kerdil dan batangnya memutar. Daun menjadi keriting dan kadang berwarna kuning. Penyebab serangan adalah Aphis gossypii, kutu berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat sering dikerumuni semut. Kutu merusak bagian tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman.
        Pengendalian dilakukan dengan memasukkan musuh alaminya, seperti lembing. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman, menguning, dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang maka akan terlihat warna cokelat dan bila dipijit akan keluar cairan berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun dan akar yang sakit pun akan berwarna cokelat.

IV.    PANEN DAN PASCA PANEN                
                Pemanenan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-          Warna polong masih agak muda dan suram.
-          Permukaan kulitnya agak kasar.
-          Biji dalam polong belum menonjol.
-          Polongnya belum berserat serta bila dipatahkan akan menimbulkan bunyi meletup.
                Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2 atau 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polong yang seragam dalam tingkat kemasakannya. Pemetikan dihentikan kira-kira setelah dilakukan 7 kali panen.
 V.   PASCA PANEN
Penanganan pascapanen meliput sortasi, pengepakan untuk pengangkutan, pengangkutan dan pengepakan untuk konsumen.
1.    Sortasi
             Sortasi meliputi kegatan –kegiatan membuang atau memisahkan hasil berdasarkan kualitas dan mengadakan klasfikasinya. Polong buncis yang rusak akibat serangan hama dan penyakit, polong yang tua maupun polong yang patah akibat panen yang kurang baik semuanya dipisahkan. Polong-polong yang demikian hanya akan mengurangi nlai pasar dan nilai beli dari komoditin tersebut.
2.    Pengepakan
            Pada umunya pengepakan buncis dilakukan dengan menggunakan karung    goni, untuk pengiriman jarak jauh keluar negeri sebaiknya menggunakan peti. Dengan pengepakan yang baik maka jangan lupa menuliskan nama pengusaha, nama komoditi, serta keterangan lain yang dibutuhkan
3.    Pengangkutan
Biasanya pengangkutan hasil panen dilakukan sesuai dengan tujuaan pengirimannya. Pengangkutan denganvolume kecil dan ditujukan kepedagang-pedagang kecil setempat dapat dilakukan dengan tenaga manusia, sedangkan dengan tujuan jarak jauh bisa dengan kapal, kereta atau pesawat terbang.

  Faktor penunjang
a.Tata niaga
Pola pemasaran secara formil belum ada, rantai pemasaran yang berjalan sekarang adalah rantai pasar tradisional. Petani produsen menjual hasilnya ke pengepul. Pengepul lalu mengirim langsung ke penampung untuk diteruskan kepasar-pasar tradisional sebagai pengecer diteruskan ke konsumen.

PETANI

PENGEPUL

PENAMPUNG

PENGECER

KONSUMEN

Sistem tata niaga dianggap efisien bila mempunyai syarat :
-Panen dari petani diterma konsumen dengan biaya semurah-murahnya.        -Harga yang dibayarkan konsumen dibagi secara adil pada semua phak yang ikut serta dalam memproduksi dan memasarkan hasil tersebut.
A.Analisis Usaha
Pengeluaran
A.    Tenaga kerja
1.    Pengolahan tanah   10 HOK@Rp.30.000                            Rp.30.000
2.    Penanaman               2 HOK@Rp.30.000                            Rp.   60.000
3.    Pemupukan               2HOK@RP.30.000                            Rp.    60.000
4.    Penyiangan               1HOK@RP.30.000                            Rp.    30.000
5.    Perlintan                   1HOK@Rp.30.000                             Rp.   30.000
6.    Panen                        2HOK@Rp.30.000                             Rp.   60.000
7.    Pascapanen               2HOK@Rp.30.000                             Rp.   60.000
8.    Lain-lain                                                                               Rp.   30.000
                 Jumlah A                                                           Rp. 630.000                                                     
B.       Sarana produksi
1.     Benih
(bila daya tumbuhnya  80%) 10 kg @Rp. 6.500                          Rp.65.000
2.    Pupuk Urea 170 kg@Rp. 400                                                           Rp. 68.000
           ZA      41Kg@Rp. 425                                                            Rp. 17.425
          TSP    143  Kg@Rp. 425                                                         Rp. 60.775
KCL     80 Kg @Rp. 450                                                          Rp. 36.000
Kandang 7.830 Kg @Rp. 50                                              Rp. 391.000
ZPT 2 cc/l                                                                                 Rp.15.000



3.     Pestisda 3 Kg                                                                                      Rp. 32.000
4.     Lain-lain                                                                                              Rp. 60.000
Jumlah B                                                                                       Rp.   745.700



C.     Sewa tanah per musim tanam                                        Rp.    250.000
Jadi total biaya produksi(A+B+C)               Rp.      1.625.700
Pemasukan
Hasil panen(produksi) 8.538 kg polong muda
Harga setempat Rp. 350/kg
Jadi nilai total produksi Rp. 2.988.300
Pendapatan petani :
Pendapatan =       pemasukan      -         pengeluaran
                      =   Rp. 2.988.300 – Rp. 1.625.700
                      =   Rp. 1.362.600



Tidak ada komentar:

Posting Komentar